Definisi Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif Menurut Para Ahli
- Berpikir kritis dan berpikir kreatif merupakan perwujudan dari
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking). Berpikir kritis dapat
dipandang sebagai kemampuan berpikir siswa untuk membandingkan dua atau
lebih informasi, misalkan informasi yang diterima dari luar dengan
informasi yang dimiliki. Bila terdapat perbedaan atau persamaan, maka ia
akan mengajukan pertanyaan atau komentar dengan tujuan untuk
mendapatkan penjelasan. Berpikir kritis sering dikaitkan dengan berpikir
kreatif.
Evans (1991) menjelaskan
bahwa berpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental untuk membuat
hubungan-hubungan (conections) yang terus menerus (kontinu), sehingga
ditemukan kombinasi yang “benar” atau sampai seseorang itu menyerah.
Asosiasi kreatif terjadi melalui kemiripan-kemiripan sesuatu atau
melalui pemikiran analogis. Asosasi ide-ide membentuk ide-ide baru.
Jadi, berpikir kreatif mengabaikan hubungan-hubungan yang sudah mapan,
dan menciptakan hubungan-hubungan tersendiri. Pengertian ini menunjukkan
bahwa berpikir kreatif merupakan kegiatan mental untuk menemukan suatu
kombinasi yang belum dikenal sebelumnya.
Berpikir kreatif dapat
juga dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika seorang
individu mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut
merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum pernah diwujudkan
(Infinite Innovation Ltd, 2001). Pengertian ini lebih menfokuskan pada
proses individu untuk memunculkan ide baru yang merupakan gabungan
ide-ide sebelumnya yang belum diwujudkan atau masih dalam pemikiran.
Pengertian berpikir kreatif ini ditandai adanya ide baru yang
dimunculkan sebagai hasil dari proses berpikir tersebut.
Berdasar
pendapat-pendapat tersebut, maka berpikir kreatif dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seorang untuk membangun ide
atau gagasan yang baru.
Dalam memandang kaitan
antara berpikir kreatif dan berpikir kritis terdapat dua pandangan.
Pertama memandang berpikir kreatif bersifat intuitif yang berbeda dengan
berpikir kritis (analitis) yang didasarkan pada logika, dan kedua
memandang berpikir kreatif merupakan kombinasi berpikir yang analitis
dan intuitif. Berpikir yang intuitif artinya berpikir untuk mendapatkan
sesuatu dengan menggunakan naluri atau perasaan (feelings) yang
tiba-tiba (insight) tanpa berdasar fakta-fakta yang umum. Pandangan
pertama cenderung dipengaruhi oleh pandangan terhadap dikotomi otak
kanan dan otak kiri yang mempunyai fungsi berbeda, sedang pandangan
kedua melihat dua belahan otak bekerja secara sinergis bersama-sama yang
tidak terpisah.
Johnson
(2002) tampaknya lebih menekankan pada pandangan pertama. Johnson
menjelaskan bahwa berpikir kritis mengorganisasikan proses yang
digunakan dalam aktifitas mental seperti pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, meyakinkan, menganalisis asumsi-asumsi dan penemuan ilmiah.
Berpikir kritis adalah suatu kemampuan untuk bernalar (to reason) dalam
suatu cara yang terorganisasi. Berpikir kreatif merupakan suatu
aktifitas mental yang memperhatikan keaslian dan wawasan (ide). Berpikir
kreatif sebagai lawan dari berpikir destruktif, melibatkan pencarian
kesempatan untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Berpikir kreatif
tidak secara tegas mengorganisasikan proses, seperti berpikir kritis.
Berpikir kreatif merupakan suatu kebiasaan dari pemikiran yang tajam
dengan intuisi, menggerakkan imaginasi, mengungkapkan
kemungkinan-kemungkinan baru, membuka selubung ide-ide yang menakjubkan
dan inspirasi ide-ide yang tidak diharapkan. Pengertian ini membedakan
dengan tegas berpikir kreatif dan berpikir kritis.
Advertiser
De Bono (dalam Barak dan
Doppelt, 2000) membedakan antara 2 tipe berpikir, yaitu berpikir lateral
dan berpikir vertikal. Berpikir lateral mengacu pada penemuan
petunjuk-petunjuk baru dalam mencari ide-ide, sedang berpikir vertikal
berhadapan dengan perkembangan ide-ide dan pemeriksaannya terhadap suatu
kriteria objektif. Pemikiran vertikal adalah selektif dan berurutan
yang bergerak hanya jika terdapat suatu petunjuk dalam gerakannya.
Pemikiran lateral adalah generatif yang dapat meloncat dan bergerak agar
dapat membangun suatu petunjuk baru. Pemikiran lateral tidak harus
benar pada setiap langkah dan tidak menggunakan kategori-kategori,
klasifikasi atau label-label yang tetap. Pemikiran vertikal memilih
pendekatan-pendekatan yang sangat menjanjikan pada suatu masalah selama
pemikiran lateral membangun banyak alternatif pendekatan. Berpikir
kreatif merupakan suatu sintesis antara berpikir lateral dan vertikal
yang saling melengkapi. Pengertian ini menyebutkan bahwa dalam berpikir
kreatif melibatkan berpikir logis ataupun analitis sekaligus intuitif,
seperti pada pandangan kedua dalam pengertian berpikir kreatif.
Berpikir kreatif dalam
matematika mengacu pada pengertian berpikir kreatif secara umum. Bishop
(dalam Pehkonen, 1997) menjelaskan bahwa seseorang memerlukan 2 model
berpikir berbeda yang komplementer dalam matematika, yaitu berpikir
kreatif yang bersifat intuitif dan berpikir analitik yang bersifat
logis. Pandangan ini lebih melihat berpikir kreatif sebagai suatu
pemikiran yang intuitif daripada yang logis. Pengertian ini menunjukkan
bahwa berpikir kreatif tidak didasarkan pada pemikiran yang logis tetapi
lebih sebagai pemikiran yang tiba-tiba muncul, tak terduga, dan di luar
kebiasaan.
Pehkonen (1997) memandang
berpikir kreatif sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan
berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam
kesadaran. Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam suatu
praktik pemecahan masalah, maka pemikiran divergen yang intuitif
menghasilkan banyak ide. Hal ini akan berguna dalam menemukan
penyelesaiannya. Pengertian ini menjelaskan bahwa berpikir kreatif
memperhatikan berpikir logis maupun intuitif untuk menghasilkan ide-ide.
Pandangan ini lebih mengarah pada pandangan kedua dalam pengertian
berpikir kreatif.
0 comments:
Post a Comment